Desember 10, 2015

10. KONFLIK & STRESS


Be faithful in small things, because it is in them that your strength lies.”  Mother Theresa
The greatest weapon against stress is our ability to choose one thought over another.
William James
Being in control of your life and having realistic expectations about your day-to-day challenges are the keys to stress management, which is perhaps the most important ingredient to living a happy, healthy and rewarding life.
Marilu Henner
Dear stress, let's break up Picture Quote #1
Don't stress.
 Do your very best. Appreciate each step. Forget the rest Picture Quote #1
Selamat pagi/siang/sore/malam :) Pada post kali ini saya akan membagikan mengenai materi stress dan konflik. Bagaimana cara mengatasinya. Bagaimana agar tidak menganggu kegiatan lainnya dan lain sebagainya.
Pada pertemuan kali ini Kami melakukan tes kecil-kecilan di kelas untuk mengukur kadar stress kami, apabila lebih dari 130 berarti orang tersebut mengalami stress berat. Ketika saya mengukur kadar stress saya, saya masih berada di level normal.

Stress dapat disimpullkan :
  • Respon dari dalam diri kita (internal) terhadap situasi atau kejadian di luar diri kita (eksternal), karena adanya tekanan, ancaman, ketidakpastian atau hal yang menakutkan
  • Reaksi ketegangan, ketidaksenangan atau ketidaknyamanan akibat situasi yang tidak dapat kita kendalikan.

Jenis stress :
Eustress :  Stress positif yang sifatnya dapat meningkatkan penampilan/prestasi.
Distress : Stress negative yang sifatnya dapat menurunkan penampilan/prestasi dan dapat menimbulkan penyakit fisik maupun mental.
Optimal Stress : Stress antara eustress dan distress – dalam hal ini kondisi stress membuat kinerja optimal, tidak berlebihan baik dalam kondisi eustress maupun distress.
   
Sumber stress berasal dari:

  1. Perubahan Waktu dan Ritme Biologis. Sebagai contoh jet lag mengakibatkan terjadinya gannguan kesehatan, kurangnya nafsu makan, dll
  2. Faktor pekerjaan: Konflik peran dan peran yang membingungkan, perputaran shift, organisasi yang tidak sehat.
  3. Perbedaan Individual seperti kepribadian, kecakapan dan kemampuan serta dukungan sosial.
  4. Kejadian atau peristiwa sehari-hari
Dampak atau konsekuensi stress:
  1. Konsekuensi fisiologis berhubungan dengan sistem hormonal tubuh, maka konsekuensi fisik yang potensial adalah gangguan tidur, reaksi gemetar, berkeringat, pusing, gangguan pencernaan,  perubahan tekanan darah, detak nadi, konduksi kulit, dan menurunnya kekebalan tubuh, dll.
  2. Respon Kognitif yang menitikberatkan pada proses penilaian atau persepsi sesorang terhadap suatu kejadian dan mengakibatkan menurunnya konsentrasi, daya pikir yang melibatka kognitif.
  3. Konsekuensi psikologis adalah pikiran dan perasaan atau emosi seseorang trhadap stress itu sendiri.
  4. Konsekuensi perilaku adalah munculnya reaksi fight or flight.
Coping stress
Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan dua dimensi coping (cara mengatasi stress) sebagai berikut:
  1. Problem-focused coping adalah berkaitan dengan bagaimana usaha individu dalam memecahkan masalah atau problem yang membuatnya stress dan kemudian bagaimana individu tersebut mencari info sebagai problem solvingnya.
  2. Emotion-focused coping adalah usaha mengurangi reaksi emosi, khususnya emosi negtif pada saat stress. Misal mengacuhkan masalah, relaksasi, mencari dukungan atau dengan menyenangkan diri.



Conflict cannot survive without your participation Picture Quote #110 percent of conflicts are due to a difference of opinion, 90 percent are due to the wrong tone of voice Picture Quote #1

Pada pertemuan ini juga kami mempelajari tentang konflik. Konflik menurut Peterson dalam Sears & Peplau (1991) mendefinisikan konflik sebagai proses yang terjadi ketika tindakan seseorang terhambat oleh tindakan orang lain. Proses terjadinya konflik melalui 4 tahap :
Tahap 1 : Potensi Pertentangan, tetapi tidak langsung memicu konflik. Potensi konflik akan menguat jika didukung oleh 3 variabel yaitu komunikasi, struktur dan variabel personal. 
Tahap 2 : Pikiran dan Personalisasi. Kondisi ini menjadi personal, karena pihak satu menyadari dan merasakan adanya konflik, namun bagi yang lain belum tentu merasakan adanya konflik.
Tahap 3 : Tindakan atau Perilaku. Pada tahap ini sudah mengemuka dalam bentuk tindakan
Tahap 4 : Hasil merupakan konsekuensi dalam tahapan dimana konflik yang terjadi dapat diselesaikan atau dihindari.

Tipe Konflik :
1.      Approach – Approach (Positif-Positif)
Situasi konflik dimana kita dihadapkan pada dua pilihan yang menyenangkan.
2.      Avoidance – Avoidance (Negatif-Negatif)
Pada konflik tipe kedua ini kita dihadapkan pada dua pilihan tujuan yang tidak menyenangkan.
3.      Approach – Avoidance (Positif-Negatif)
Meskipun konflik jenis ketiga tampak mudah diatasi, namun kenyataan tidak demikian. Pada saat kita memilih positif, maka kondisi negative terkadang menjadi kuat.
4.      Multiple approach – Avoidance (Positif positif – Negatif negatif)
Faktor internal dan eksternal menjadi pertimbangan dalam penyelesaian konflik jenis ini yaitu hambatan yang muncul dalam diri dan lingkungan.

Kemudian kami melakukan tes lagi untuk mengukur reaksi yang sering terjadi jika kami menemukan konflik.  
Ada 3 reaksi konflik yang dikemukakan oleh Horney dalam Hail & Lindsay (1993) yaitu 
  1. Moving towards ciri cirinya mencari jalan alternatif dalam menghadapi masalah agar tidak memperkeruh suasana
  2. Moving Away ciri-cirinya memilih meninggalkan masalah hingga berlarut-larut dan tidak mau mengambil masalah
  3. Moving Against ciri-cirinya memilih menghadapi konflik secara langsung, berani mengmbil resiko apapun yang terjadi dan berusaha menyelesaikan permasalahan agar tujuan tercapai.
Sekian dari apa yang bisa saya sampaikan dari materi mengenai konflik dan stress. Dengan sangat sedih saya ingin mengucapkan bahwa ini adalah materi terakhir dari psikologi pelayanan di semester 1 :(. Terimakasih atas kesetiannya hingga membaca sampai akhir :) Mohon maaf jika ada kesalahan kata, dan seperti biasa jika ada kritik dan saran silahkan menuju kolom komentar :) TERIMA KASIH :)

1 komentar: